Senin, 07 Agustus 2017

Mother Class (Pertemuan Pertama)

Haloo sudah lama tidak berjumpa wkwk. Kali ini saya ingin sharing tentang 'Mother Class' yang diselenggarakan oleh pihak rumah sakit Tama yang terletak di Kawasaki (Kawasaki Municipal Tama Hospital). Apa itu mother class? Mother class adalah kelas untuk para ibu baru, yang berisikan tentang informasi kehamilan maupun melahirkan. Selain itu kelas ini bertujuan untuk sarana berteman para ibu-ibu baru (katanya sih wkwk).

Kelas ini dibagi menjadi lima pertemuan dan jadwalnya disesuaikan oleh HPL masing2, jadi ada beberapa kloter dengan jadwal sebagai berikut :

Berhubung HPL saya adalah tanggal 30 Januari 2018, jadi saya masuk ke kloter yang pertemuan pertamanya tanggal 7 Agustus 2017. Kelas ini diselenggarakan setiap hari senin hingga pertemuan ke-4, khusus di pertemuan ke-5 diselenggarakan hari sabtu dan kita diminta datang bersama suami (ada penjelasan tentang melahirkan). Satu kelas terdiri dari sekitar 15 orang, yang HPLnya kurang lebih sama.

Bayar ga sih? Jawabannya bayar wkwk. Untuk 5 kali pertemuan sebesar ¥6540 (sekitar Rp 785.000). Tapi menurut saya worth it sih, secara pertama kalinya melahirkan di negara antah berantah dan jauh dari orang tua pula. Lebih baik kita mencari info dan teman sebanyak-banyaknya. Nah, karena sudah bayar mahal, ada baiknya juga saya mendokumentasikan setiap pertemuan dalam tulisan seperti ini, biar bisa diambil manfaatnya bersama hihi.

Nah, sekarang saya share apa isi dari mother class pertama. Kelas dimulai jam 13.00, dan jam 13.00 teng kami diminta mengikuti seorang bidan menuju ke sebuah ruangan. Jangan telat yah wkwk.
Pertama, sekelas yang berisi sekitar 15 orang (tadi cuma ber-13) dibagi menjadi 5 grup kecil yang satu grupnya berjumlah 2-3 orang. Masing-masing orang memperkenalkan diri satu sama lain, karena nantinya 4 pertemuan ke depan akan bersama dengan orang-orang yang sama. Satu kelas mother class dipegang oleh satu orang bidan. Bidan yang menangani kelas saya namanya Yokoyama-san, beliau asli Kagoshima perfecture. Beliau sebelumnya bekerja selama 10 tahun di Kagoshima, kemudian pindah ke Tama hospital dan sudah bekerja 3 tahun di sini. Jadi.. lumayan pro lah, berpengalaman 13 tahun sebagai bidan.
Oh ya, kami juga diberi handout seperti ini :

Selanjutnya, kami diminta untuk mendiskusikan perihal sebuah topik per kelompok kecil (masing-masing kelompok mendapatkan topik yang berbeda), sekalian mengobrol satu sama lain untuk mengakrabkan suasana. Kita boleh juga me-list pertanyaan-pertanyaan dan akan dijawab oleh bidan Yokoyama-san.
Kebetulan kelompok kami mendapatkan topik yang bertemakan boshitecho (Maternal and child handbook). Boshitecho adalah sebuah handbook yang bisa didapatkan di ward office, penampakannya seperti ini (nanti akan saya jelaskan di bawah) :

Topik-topik yang muncul adalah sebagai berikut.

1. Morning Sickness (mual ketika hamil)
Atau dalam bahasa Jepang disebut dengan 'tsuwari'. Ini nih masalah utama buat ibu hamil kali ya. Hampir semua ibu hamil merasakan hal ini. Beberapa point penting yang saya dapatkan baik dari poin yang disebutkan peserta maupun penjelasan bidan adalah sebagai berikut..
- Rasa mengantuk ketika hamil merupakan sinyal dari jabang bayi agar kita istirahat. Rebahan atau tiduran sekitar 5 menit
- Beberapa makanan yang biasanya 'masuk' ketika mual adalah : fried potato, tomat, shouyu senbei (dr peserta), apel, ramen ayam (kata bidannya ada orang yg cuma bisa makan ini selama hami, dan ini diiyakan oleh salah satu peserta katanya karena rasaya enak jadi cenderung bisa masuk), dan semangka.
- Bagaimana kalau kita cuma bisa makan sedikit? Apakah ada pengaruh ke si dedek? Katanya kalau di masa-masa ini (tri semester awal), kita tidak perlu terlalu mengkhawatirkan masalah gizi dedek. Kalau ternyata asupan makanan kita kurang, lemak kita bisa dibakar untuk dijadikan gizi. Nah, mungkin itu sebabnya saya semakin kurus :(
- Yang jelas asupan cairan sangat penting. Sebisa mungkin kita banyak minum. Kalau sampai cairan pun tidak bisa masuk, maka jalan keluarnya adalah infus :(
- Salah satu jenis morning sickness adalah mual apabila kita tidak makan apa pun (tabezuwari). Nah kita kan biasanya selalu makan supaya perut tidak kosong. Kalau sudah sekitar minggu ke-22 mual-mual sudah berhenti, tapi seringkali kita tidak sadar, dan tiba-tiba berat badan kita bisa naik secara signifikan. Kita juga diingatkan agar berat badan tidak bertambah secara signifikan (hanya diizinkan sekitar 8~12 kilo selama hamil). Di rumah sakit ini kontrol berat bedan sangat ketat. Apabila bertambah 2 kilo di antara dua pemeriksaan, maka kita bisa 'dinasehatin' oleh ahli gizi rumah sakit.
- Nah bagaimana kalau berat badan kita berkurang? Berapa kilo yang termasuk wajar? (Ini pertanyaan saya sih wkwk). Katanya kalau 4~5 kilo baru masuk rumah sakit untuk diinfus. Kalau masih 2~3 kilo sih masih gapapa, dalam ambang kewajaran.

2. Boshi techo
Apa itu boshi techo? Boshi techo kalau kata mbah gugel translate adalah maternal and child handbook, isinya data diri dan catatan kesehatan kita selama kehamilan dan kesehatan anak setelah melahirkan. Buku ini bisa didapatkan gratis di ward office terdekat, dan diwajibkan untuk dimiliki oleh semua ibu hamil. Setiap periksa kehamilan pasti kita diminta untuk mengumpulkan boshi techo. Dan yang tidak kalah penting adalah, adanya kupon potongan harga ketika pemeriksaan kehamilan untuk 14 kali pemakaian dengan nominal yang berbeda-beda  (setiap daerah pun akan mengeluarkan nominal yang berbeda), sebagai bentuk support keuangan dari pemerintah.
- Sang bidan mengingatkan kita untuk selalu membawa buku ini ketika bepergian. Tujuannya adalah apabila terjadi masalah kesehatan di luar (seperti jatuh pingsan), orang-orang di sekitar akan paham kondisi kita sedang hamil, berapa bulan, dan rumah sakit mana yang menangani.
- Bidan juga menjelaskan sedikit sejarah boshitecho. Katanya ini sudah ada di Jepang sejak tahun 1942! Kakaknya ibunya bidan masih nyimpen boshitecho jaman tahun 1953, inilah penampakannya :

Latar belakang dibuatnya boshitecho adalah agar para ibu hamil lebih memperhatikan kesehatannya ketika hamil dan melahirkan. Informasi seperti ini biasanya sullit didapatkan, paling-paling dari ibu masing-masing. Agar informasi bisa didapatkan secara merata, dibuatkan lah buku ini, agar masing-masing individu lebih paham bagaimana caranya menjaga kesehatan semasa kehamilan dan seterusnya. Jepang dinyatakan sebagai negara yang tingkat kematian ibu melahirkan yang rendah, yang mungkin salah satu faktor pendukungnya adalah adanya boshitecho ini. Dan, katanya boshitecho juga mulai dikembangkan di negara-negara berkembang. Kemudian ketika saya gugling, ternyata negara itu adalah Indonesia! Katanya project buku semacam boshitecho ini mulai dikembangkan JICA di tahun 1998.

3. Rokok, Alkohol, dan Kaffein
- Bagaimana dengan perokok pasif? Ini juga tidak disarankan. Sebisa mungkin kita menghindari tempat orang-orang merokok. Untuk para suami, sebisa mungkin diminta untuk berhenti merokok. Apabila sulit, at least jangan merokok di luar rumah. Ada kemungkinan juga baunya menempel di baju, jadi setelah merokok usahakan untuk ganti baju atau bisa juga melapisi dengan baju lain.
- Bagaimana dengan alkohol yang dipakai di dalam masakan? (Jepang suka menggunakan alkohol seperti mirin dan sake sebagai bumbu masakan). Katanya tidak apa-apa karena alkoholnya akan menguap. Tapi itu tidak berlaku di agama Islam ya, tetap saja karena ada unsur khamr, makanan yang mengandung bumbu beralkohol haram untuk dikonsumsi.
- Bagaimana pengaruh kaffein dalam perkembangan janin? Kaffein adalah yang paling ringan efeknya dibandingkan dengan rokok dan alkohol. Tapi ya jangan heboh juga, kalau kita minum 5 cup kopi per hari, bisa menyebabkan bayi yang dilahrikan berukuran kecil. Asal kita mengkonsumsi dalam batas yang wajar, itu tidak masalah. Satu hari satu cup masih oke lah.

4. Olahraga dan Bekerja
- Olahraga apa yang diperbolehkan untuk ibu hamil? Renang atau yoga bisa menjadi salah satu alternatif olahraga, dengan catatan setelah melewati tri semester pertama (kondisi kandungan relatif stabil) dan berkonsultasi terlebih dahulu dengan pelatih. Olahraga yang paling mudah bisa dengan jalan kaki. Bagi yang bekerja, katanya tidak perlu melakukan olahraga pun tidak apa-apa karena khawatir malah terlalu lelah.
- Bagaimana ritme bekerja ketika hamil? Ada berbagai macam pekerjaan, kalau seperti programmer yang posisinya duduk terus-menerus sih mungkin tidak ada masalah. Yang penting jangan memaksakan diri, kalau dirasa perut 'kencang' harus langsung duduk. Biasanya orang-orang akan bekerja sampai minggu ke-34.

5. Pemeriksaan kehamilan
- Di rumah sakit ini tidak menyediakan fasilitas  foto USG 4D ya? Begitulah. Biasanya kalau ada yang mau mereka foto di luar, harganya kurang lebih ¥10000 (wiw mahal).
- Apakah ketika pemeriksaan kehamilan pada datang dengan suami? Yang jelas ketika pemeriksaan USG tidak boleh ada yang masuk, hanya pasien dan dokter, sehingga suami palingan nunggu di luar ruangan USG, jadi mungkin bisa bosan. Tapi ada satu pemeriksaan untuk mengetahui jenis kelamin si dedek, nah di situ mungkin bisa ngeliat bareng. (Suami saya sih dateng-dateng aja kalau waktunya memungkinkan, walaupun cuma ikut ngedengerin penjelasan dokter hehe)
- Pada nanya apa aja waktu pemeriksaan dengan dokter? Salah satu peserta ada yang pernah nanya 'selama hamil apa saja makanan yang lebih baik dihindari', dijawab dokternya 'hmm, apa ya kayaknya ga ada deh. Makan kayak biasa aja.' Spontan semua peserta tertawa. Si bidan nambahin palingan sih daging mentah ya (kita ga biasa makan daging mentah juga ya udah lah ya wkwk), sama tuna (maguro) mentah juga lebih baik dihindari katanya. Lucu juga ya, dokter saya juga jawabannya seperti itu. Saya bayangin kalau di Indonesia udah cerewet ga boleh ini dan itu, tapi di sini kok malah kesannya ngebebasin gitu haha. Bidan juga menambahkan, biasanya ada pertanyaan juga boleh ga travelling sewaktu hamil. Beliau menyarankan untuk sebisa mungkin menghindarinya karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi selama perjalanan. Yang jelas jangan travelling ke luar negeri.

Begitulah ceritanya pertemuan pertama mother class. Sekarang saya mau ngebahas bahasana yang out of topic. Mungkin kebayangnya kalau di Indonesia udah heboh kali ya ngobrol-ngobrol sesama emak-emak walaupun baru kenal. Tapi tadi yang saya rasakan suasananya krik-krik banget haha, malah mungkin saya termasuk salah satu yang aktif ngoceh. Di satu sisi mereka serius mendengarkan, itu sih bagus, tapi di sisi lain kok agak kaku-kaku gitu suasanya haha. Tipikal orang Jepang sih ya.  Tadinya juga saya pikir bakalan tuker-tukeran kontak gitu, ternyatai ga ada yang berinisiatif ya udah lah ya wkwk. Tapi alhamdulillah saya mendapat banyak informasi bermanfaat di sini. Teman mah banyak deh, tetangga orang Indonesia sekitar rumah juga lagi musim hamil dan lahiran.
Pertemuan berikutnya bulan depan, tanoshimi desu~