Minggu, 04 Desember 2022

Belajar dari Kisah Nabi Nuh

Nabi Nuh 'alaihissalam.

Berapa tahun beliau berdakwah? 950 tahun.

Berapa orang yang beriman dari dakwah beliau? 80 orang.

Kalau dihitung-hitung, beliau berdakwah selama 12 tahun untuk mendapatkan satu orang yang beriman. Bahkan, orang terdekat Nabi Nuh, istri dan satu anak beliau, tidak termasuk dalam orang yang beriman.

Apakah Nabi Nuh dianggap gagal dan Allah 'kecewa' dengan pencapaian beliau? Ternyata tidak. 

Bahkan beliau dinobatkan menjadi salah satu ulul azmi, yaitu rasul pilihan yang memiliki keteguhan hati, lapang dada, dan kesabaran menghadapi kaumnya. Bersama dengan Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad.

Ya, itu salah satu bukti bahwa Allah tidak melihat 'hasil'. Namun yang dilihat adalah seberapa teguhnya seseorang dalam berusaha.

Dan satu hal lagi yang menarik. Apa sebutan Allah tentang Nabi Nuh di dalam Qur'an? Mari kita lihat surat Al-Isra ayat 3. 

Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.”(QS.Al-Isra’: 3)

Ternyata, Allah tidak menyebutkan Nuh sebagai 'abdan shabuura (hamba yang sabar). Namun Nuh dikatakan sebagai 'abdan syakuura (hamba yang bersyukur). Padahal kalau dilihat dari cerita perjuangan Nabi Nuh, beliau sangat terkesan sebagai sesosok yang sangat sabar. Ternyata, Nabi Nuh tidak hanya bersabar, namun beliau melakukan sesuatu yang derajatnya lebih tinggi. Yaitu bersyukur. Dalam setiap kondisi yang dialami, Nabi Nuh mampu untuk bersyukur kepada Allah. Lisan Nabi Nuh selalu basah memuji Allah dalam setiap kondisi.

Jadi... 

Bila kita tidak kunjung mendapatkan apa yang kita inginkan, ingatlah kisah Nabi Nuh. Bisa jadi karena keikhlasan niat kita, usaha kita dalam mendekatkan diri ke Allah, ikhtiar kita yang maksimal untuk mencapai tujuan tersebut,  juga kesabaran dan rasa syukur kita, jauuuh lebih berharga di mata Allah, dibanding 'hanya' mendapatkan apa yang kita inginkan..

Ya, untuk mengubah mindset kita, dan berdamai dengan keadaan dan diri sendiri, itu tidak mudah. Butuh waktu dan kesabaran. Dan yang terpenting, jangan mengandalkan diri kita. Bahkan, untuk mengontrol diri sendiri itu kadang terasa sulit. Maka mintalah pertolongan kepada Allah yang Maha Membolak-balikkan Hati, termasuk hati kita sendiri. Berusaha dekat dengan Allah, dari hal yang dirasa termudah. Bisa dengan mendengarkan kajian online, membaca buku-buku atau artikel islami, dan tentunya melaksanakan tahajud. Nah, ini juga kita minta pertolongan Allah. Pokoknya segala sesuatu, sebelum kita usaha, minta tolong ke Allah. 

Dan, seperti yang dilakukan oleh Nabi Nuh, mulai hari ini mari kita berlatih untuk bersyukur. Dalam kondisi apa pun pasti Allah juga memberi kita nikmat yang mampu kita syukuri. Alhamdulillah hari ini makan enak, alhamdulillah hari ini badan segar, alhamdulillah hari ini sampai ke kantor/sekolah tepat waktu, atau apa saja. Sibukkan pikiran untuk mencari hal-hal yang mampu kita syukuri di detik ini, semoga Allah akan mengurangi rasa gelisah di dada.

Semoga Allah berkahi kita semua :)

Sumber : https://bekalislam.firanda.com/3665-nabi-nuh-alaihissalam.html

Kamis, 24 November 2022

Perjalanan Toilet Training

 Assalamu'alaikum!

Alhamdulillah update blog lagi setelah sekian purnama. Hari ini insya Allah saya akan sharing mengenai perjalanan toilet training anak yang berliku-liku.

Menurut saya ini cukup challenge, karena setiap anak beda-beda tipenya dan timingnya. Tidak bisa disamakan (walaupun bisa diambil sebagai referensi), dan tidak bisa dibandingkan!

Jadi, tenang saja ya para Mahmud! Pastii (insya Allah) ada masanya anak berhasil toilet training. Jangan panik kalau tetangga sebelah udah selesai toilet training dalam 3 hari tapi anakku kok udah setahun belum selesai juga.

Di sini saya akan share beberapa tips yang mungkin bisa diambil sebagai referensi yahh.

Sesungguhnya toilet training fungsinya mempercepat proses pelepasan popok

Ini ekstrim sih, tapi saya pernah baca seperti itu. Katanya tanpa toilet training pun anak akan lepas popok, jadi toilet training itu hanya mempercepat proses pelepasan popok ajah. Insya Allah pada akhirnya semua orang akan buang air di toilet. Belum pernah ketemu sama orang dewasa (yang sehat) yang ganti popok sendiri kan? Jadii, para Mahmud jangan tegang tentang toilet training yah.

Setiap anak beda-beda timingnya

Perkembangan kantung kemih anak beda-beda. Ada yang sekitar 2 tahun, atau bahkan 4 tahun. Jadi, kalau belum berhasil toilet training, mungkin ada faktor kantung kemih belum berkembang, sehingga tidak bisa menahan buang air.

Jadi, saya mau cerita kondisi anak saya dulu.

Saya mulai toilet training anak setelah anak disapih, sekitar 2 tahun kurang. Saya memulainya dengan mengenalkan toilet itu apa. Jadi, sebelum ganti popok, saya dudukkan di toilet. Keluar gak keluar pipis tetap saya dudukkan. Setelah itu, mulai untuk pembiasaan buang air besar di toilet dulu. Ini dibantu full oleh Ibu saya hehe (makasih banyak ya Bu!). Nah, karena kondisi satu dan lain hal, saya baru mulai intens toilet training buang air kecil di usia 3 tahun.

Menurut saya, anak saya cukup challenging untuk toilet training karena :
1. Dia gak mau ke toilet. Pernah ngajakin ke toilet aja butuh waktu 30 menit.
2. Dia ga merasa risih dengan popok atau celana yang basah. Dari kecil sih ini. Dari bayi ga pernah nangis kalau popok basah.
3. Frekuensi mengeluarkan pipis sangat sering. Pernah saya bawa ke toilet dalam rentang waktu 2 jam ternyata basah. Rentang waktu 1 jam, basah juga. Rentang waktu 30 menit pernah basah juga. Errrrr.

Banyak cara menuju Roma, begitu juga dengan banyak cara lepas popok. Cara yang cukup saya dengar dari sekitar adalah, anak dipakaikan langsung celana dalam supaya anak merasakan sensasi basah yang tidak nyaman. 
Tapi ternyata saya tidak cocok dengan cara seperti itu. Karena capekkkk pisan buat bersih-bersihnya. Kami orang tua ingin sedikit santai, karena kalau anak ngompol cukup bikin tegang jangan sampai pipisnya ke mana-mana. Dan mungkin concern terbesarnya khawatir najis ke mana-mana. 

Jadi, yang saya lakukan adalah :

1. Berdoa
Ini penting pisan. Setiap hari sebelum tidur anak kami punya kebiasaan doa bersama (setelah baca doa dan surat-surat pendek), yaitu berdoa. Di salah satunya ini kami selalu menyebutkan agar bisa buang air di toilet. Sesungguhnya Allah-lah yang memudahkan ini semua.

2. Pakai popok ini (recommended!)


Ini popok yang ditempel ke celana. Jadi katanya ada sensasi basah ketika anak pipis. Kalau popok biasa kan ngerasanya kering yah (karena teknologi yang terlalu maju). Nah ini pas buat saya, karena pipis ga bocor ke luar, tapi anak ngerasa sensasi basah yang tidak nyaman (tapi ga tau sih anak saya risih apa engga wkwk). Ga bocor, dengan catatan popoknya gak geser2 yah. Dan kalau popoknya basah, muncul gambar beruang yang nangis. Jadi bisa semacam motivasi, ayo jangan sampai beruangnya nangis.
Produk ini dijual di amazon, rakuten, atau di beberapa drug shop. Bisa disearch dengan keyword トイレトレーニングパッド. Harga juga lebih ekonomis dibanding popok. Saya tertolong banget dengan produk ini.

3. Bawa ke toilet 
Sebelum dan sepulang dari pergi, sebelum dan setelah makan, bangun dan sebelum tidur. Ngajakinnya sambil nyanyi-nyanyi atau ngajakin nempel sticker. Pokoknya yang seru-seru deh. Sama sekali jangan maksa.

4. Hias toilet dengan yang disukai anak
Karena anak saya suka planet, maka saya tempel poster planet di pintu dalam toilet. Kalau ngajak ke toilet saya bilangnya 'Wah itu mars warna apa yaa' sambil membimbing ke depan toilet. Ketika anak mengamati posternya, saya sambil tetap ngajak bicara anak mengenai mars, sambil melepaskan celananya. Cara ini kadang berhasil wkwk.

5. Tempel sticker kesukaan anak di depan pintu toilet
Ini juga cukup jitu. Iming-iming sticker, dia pilih sendiri mau tempel apa. Kadang-kadang, sekali ke toilet stickernya dua. Sebelum buang air dan setelah buang air. Ya gapapa lah asal semua bahagia.

Ikhtiar-ikhtiar yang saya lakukan tidak selalu berhasil. Ada kalanya anak keukeuh gak mau ke toilet. Kalau begitu ya sudah tak apa, saya cukup berdoa saja, 'Ya Allah, semoga mau ke toilet'. Karena yang menggerakkan hati anak itu Allah, saya cukup meminta kepada yang memegang kendali atas semuanya. 

Malah jangan sampai kita memarahi anak kalau ga mau ke toilet, atau ngompol di celana. Ini malah yang bikin stress anak dan berakibat mungkin jadi lebih ga mau ke toilet. Memarahi anak balita itu tidak efektif, karena anak seusia itu belum bisa diajak berpikir (belum bisa membedakan yang baik dan buruk), dan yang terekam hanyalah intonasi dan perkataan kita yang menyeramkan. Jadi, bisa dikatakan sia-sia :(

----------

Dan perjalanan toilet training anak saya sebagai berikut.

Anak saya belum kunjung terlihat hilal lepas popok meski sebentar lagi 4 tahun. Mulai panik lah saya wkwk (tapi ternyata ga perlu). Tapi ternyata..

1. Anak saya mulai rajin ke toilet pas lagi di luar rumah. 28 Desember 2021 (inget banget tanggalnya wkwk), tiba-tiba anak saya minta pergi ke toilet pas lagi di ward office. Ini pertama kalinya. Sepertinya dia tertarik dengan flush toilet, sampai saya khawatir karena dia berkali-kali flush setelah buang air. Kalau toilet di luar kan beda-beda yah tombol flushnya, makin excited lah dia. Tapi alhamdulillah sekarang ga gitu lagi, bahkan suka lupa flush lol.

2. Setelah itu mulailah di rumah pun frekuensi ke toilet meningkat. Walaupun pagi-paginya tetap popokan, begitu menjelang sore tau-tau dia inisiatif ke toilet. Jadi toilet training berhasil di waktu-waktu sore dulu. Lumayannn alhamdulillah

3. Sampai saatnya telah tiba, 4 tahun lebih beberapa hari, akhirnya dia bisa pakai celana di siang hari (tapi harus diingatkan kalau ke toilet, karena bisa bocor kalau keasikan main). Dan alhamdulillah tidak lama setelah itu, malam pun langsung lulus toilet training. Tidak ngompol tengah malam. Walau mungkin agak sedikit lama dari anak yang lain, mungkin itu timing anak saya. Setelah lepas popok, jarang sekali (hampir tidak pernah) dia mengompol. Alhamdulillaah.


Jadi, hari itu akan datang tiba-tiba ya Ibu2. Hari ketika anak berinisiatif ke toilet sendiri. Buang air sendiri. Tetap semangat yah!!